Senin, 30 Agustus 2010

PASANG SURUT PERSAHABATAN !

"Ringan sama dijinjing,berat sama dipikul"

satu kalimat peribahasa yang simple,dan sangat amat simple tapi punya banyak arti untuk persahabatan yang aku bina dengan Arian.Yap,sejak kelas 2 SMP hingga SMA kami memang selalu bersama,baik disekolah,maupun diluar sekolah.Kami juga memperkuat sekolah sepakbola bersama.Saking seringnya kami menghabiskan waktu bersama,banyak yang bilang kalau kami ini pasangan homo,mereka salah besar,aku enggak homo,tapi Arian yang homo.Ehm..Enggak kok,bercanda,kami masih normal,kami masih suka sama wanita,dan kami juga masih suka ditolak sama wanita.

"Ini baru namanya sahabat" kata Arian yang menghampiriku setelah melihat aku berdiri shock ditolak sama Astri.
"Maksudnya apaan Yan" Jawabku menanggapi pernyataan Arian tadi.
"Ya sahabat kan harus kompak,dan senasib,paginya gue ditolak Shella,nah siangnya elo ditolak Astri,keren kan?" Jawab Arian santai.
"Sialan ! Lo kalo sial jangan ajak-ajak gue Yan" Jawab gue sewot.

Biarpun aku ditolak Astri untuk yang ke-3 kalinya,eh empat kali deh.Tapi aku enggak begitu kecewa.Bahkan aku berjanji sama Arian kalo suatu saat Astri akan jatuh kepelukkanku,Astri hanya perlu sedikit buka mata batinnya untuk melihat wujud asliku.Walau kadang Arian suka mematahkan semangatku untuk mendapatkan Astri dengan bilang kalau Astri masih belum katarak,tapi dibalik itu Arian selalu hibur aku setiap ditolak Astri,okee ini makin menjelaskan kalau Arian memang homo.

Arian memegang pundakku sewaktu kami dalam perjalanan pulang,tingkah Arian yang seperti itu hampir bikin aku menjerit histeris dan siap-siap nyari batu untuk nyambit Arian yang makin bertingkah seperti orang homo.

"Ah ngapain sih lo Yan?Kayak homo deh lo?!" Kataku sambil melepas tangan Arian dari pundakku.
"Sialan lo ! Gue masih doyan cewek !" Jawab Arian sewot.
"Ya kali aja setelah lo ditolak Shella,lo berubah haluan Yan,hehehe"
"Enggaklah,males gue ama lo kalopun gue bakalan jadi homo Dick !"

Gawat,Arian sudah mempunyai niat untuk jadi homo beneran,walaupun niatnya masih sekecil biji anggur.Aku harus waspada,harus waspada.

"Ngapain lo Dick?!" Tanya Arian yang heran melihat aku sibuk cari batu.
"Nyari batu"
"Buat?"
"Keselamatan jiwa gue Yan"
"Oh,okelah,mau gue bantu?"
"BIG NO,NO ! ARIAN,STAY AWAY FROM ME !"
"Gak jelas lo ah"

"Dicka,gue cuma pengen bilang sama lo,kita udah lama banget temenan,susah,sedih,senang,udah kita lewatin bareng-bareng.Gue harap,kita bisa kayak gini terus sampe kita punya anak cucu nanti" Kata Arian.
"Iya Yan,santai aja..Gue juga berharap kaya gitu kok,nyari temen gampang Yan,tapi nyari sahabat itu susah.Hampir sama kaya nyari pacar,harus ada chemistry,ya kan?"
"Iya Dick,gue selalu mikir,buat apa punya temen banyak tapi dateng saat susah,dan pergi saat senang."
"Kita udah ngelewatin banyak cerita Yan,gue rasa kita gak akan ngalamin kayak gitu"
"Yap,walaupun Shella nanti jadi pacar gue,gue gak akan biarin lo sedih sendirian karna ditolak Astri 5 kali berturut-turut Dick"
"Monyet lo yan,ujung-ujungnya ngehina gue"

Arian tertawa lepas,tapi dibalik hinaan dari dia setidaknya aku tau,dia mementingkan persahabatan daripada pacar.Aku akan buktikan kalau akupun akan melakukan hal yang sama.Kami memang sahabat yang baik,bahkan terbaik dari yang terbaik.

Sore itu,tim sekolah sepakbola kami bertanding melawan tim sekolah sepakbola lain.Aku dan Arian dipasang sebagai penyerang,yap pelatih memang sering mengandalkan lini depan kepada kami berdua.Dan tak ayal,kami selalu bisa mencetak gol kemenangan.Dan sore ini kami pun siap untuk bertanding.

Arian mempunyai teknik sepak bola yang sedikit lebih mahir diatas rata-rata.Tidak aneh jika diapun dipercaya menjadi kapten tim.Dan dalam pertandingan sore itu,Arian berhasil menunjukkan kapasitasnya dengan mencetak 3 gol kemenangan.Kami menang telak 3-0 tanpa balas,semua pemain bertanggung jawab terhadap posisinya masing-masing.Walau aku tidak mencetak gol,dan diganti oleh pelatih pada menit ke-70 tapi itu tidak masalah untukku,yang penting tim kami menang,dan Arian bermain dengan fantastic.

Selesai pertandingan,aku lebih dulu pergi keruang ganti,untuk bilas.Lalu Arian muncul dengan wajah tanpa ekspresi.

"Waah,hebat lo nyet,3 gol lo tadi kereeen!" aku coba memberi selamat kepada Arian.
"Ya,thanks..." Jawab Arian datar,dan langsung pergi meninggalkan ruang ganti.

Ada apa ini,Arian bersikap jadi dingin seperti ini "ah mungkin dia kecapean,besok juga udah biasa lagi" kataku didalam hati.Akupun bersiap-siap untuk pulang kerumah,kali ini aku pulang sendiri,karna Arian ternyata sudah tidak ada distadion.

Keesokkan harinya Arian tidak masuk sekolah,hmmm ini mulai aneh,biasanya kalau dia tidak kesekolah,pasti menghubungiku,dan minta tolong diizinin,tapi ini sama sekali tidak.Ada yang aneh sama dia setelah pertandingan kemarin,pasti ada yang salah,pasti..Nanti siang akan kucoba cek kerumahnya.

Sesuai rencana,setelah materi tambahan sekolah,aku memutuskan untuk kerumah Arian,sampai disana aku disambut dengan ramah oleh kakak perempuan Arian,dia bilang Arian sedang tidak ada dirumah,kemana anak itu?Dia tidak pergi kesekolah,dan tidak ada dirumah.

Aku memutuskan untuk pulang.Dalam perjalanan pulang,aku melihat kesebrang jalan,dan melihat ada satu anak dilapangan sepak bola.Itu Arian,apa yang sedang dia lakukan?Akupun memutuskan untuk menghampirinya.

"Oi,oi,anak monyet,kemana lo hari ini?kabur dari sekolah sama rumah?Kenapa lo?ditolak lagi?Hahahahaha" Tanyaku sambil bercanda.

Arian menoleh kepadaku yang berdiri dibelakangnya,sekitar 3 detik,dia membuang muka.

"Yan,lo kenapa?" Tanyaku yang heran melihat tingkah laku Arian."Gue ada salah sama lo?Lo ngambek sama gue Yan?"
"Gak,gak ada masalah,Dicka" Jawab Arian tanpa menoleh kepadaku.
"Terus?Kenapa sikap lo kayak gini?"
"Bukan urusan lo,Dick!"
"Apaa?!Heh Arian,kalo lo ada masalah cerita sama gue,bukannya kita ini temenan?!"
"Gak ada yang harus gue ceritain sama lo Dicka!"

Aku berjalan kedepan Arian,dan mencengkram kaos Arian.

"CERITA SAMA GUE,LO KENAPA?!ADA MASALAH APA?!" Bentakku.
"GUE BILANG,INI BUKAN URUSAN LO ?! NGERTI,DICKA ! ! !" Bentak Arian.

Emosiku lepas kendali,aku memukul wajah Arian.Semua diluar kendali,aku tidak bisa menerima sikap Arian yang begitu dingin.Sedingin ini.Arian terjatuh.Dia kaget karena aku memukulnya.Lalu dia bangkit dan balas memukul perutku,aku ambruk,dan meringis kesakitan.

"Udah gue bilang ini bukan urusan lo Dicka,dan jangan ikut campur" Kata Arian sambil berjalan meninggalkan aku yang tertunduk meringis kesakitan.
"Ke..Kenapa Yan..Kenapa sama lo,uhuk..uhuk..uhuk.." tanyaku sambil menahan sakit.

Arian berhenti berjalan,dan berkata "Sepak bola Dicka,sepak bola masalahnya"

Aku coba bangkit,dan menghampiri Arian.Sambil berjalan tergopoh-gopoh,aku tanya kepadanya apa yang salah dari sepak bola,apa yang salah dari hobby kami itu?Setelah kami mencoba menenangkan emosi,Arian mencoba ceritakan permasalahan yang dialaminya.

"Selesai pertandingan kemaren,gue dapet tawaran dari club lain,untuk memperkuat club itu."
"Terus lo terima?"
"Belum gue jawab sampai sekarang Dick,gue bingung"
"Hati kecil lo,lo mau apa enggak Yan?"
"Mau"
"Terus kenapa gak lo terima?"
"Club itu menjanjikan masa depan yang baik buat gue,tapi disisi lain,gue masih mau berpartner sama lo Dick."

Aku terdiam mendengar jawaban Arian.Dia bisa saja mengejar cita-citanya dengan bergabung dengan club itu,tapi dia masih ingin bermain sepak bola bersamaku diclub yang sekarang kami bela.

"Gak apa-apa Yan,bergabunglah sama club itu,gue malahan ikut seneng denger sahabat gue sukses"
"Tapi Dick.."
"Kita emang udah 5 tahun bersahabat,dan bermain di club ini,tapi gue pikir,sekarang saatnya kita kejar cita-cita kita masing-masing Yan."
"Dick..Dicka"
"Go ahead brother,gue doain disana lo sukses,hehehe"

Persahabatan yang kami bina sangat simple,dan berarti.Selesai perbincangan disore itu,Arian akhirnya memutuskan untuk pindah club.Dan memutuskan untuk mengepakkan sayapnya satu langkah didepanku.Dan sejak Arian pindah club,kami jadi jarang bersama,dia mempunyai jadwal latihan jauh lebih banyak diclub barunya itu.Kami masih berada dalam satu daerah,tapi kami merasa berada dalam beda benua.Sulit sekali untuk bermain bersama lagi,karna kami juga disibukkan dengan jadwal sekolah yang padat mengingat ujian nasional sedikit lagi.

1 bulan,2 bulan,3 bulan setelah selesai ujianpun kami sudah tidak pernah bertemu.Disaat ini aku kehilangan seorang sahabat yang berarti,hingga saat aku diterima di Perguruan tinggi Negeri di Jogja,aku tidak bisa membagi rasa bahagia itu kepada Arian.

Yap hidup terus berlalu,roda terus berputar,akupun akan ngekost diJogja,sementara Arian akan tetap dijakarta,karna dari kabar yang aku terima dia diterima diPerguruan tinggi Negeri lewat jalur prestasi di Jakarta Barat.Satu hari sebelum aku pergi,aku menitipkan sepucuk surat kepada kakak perempuan Arian,dengan harapan,setelah dia pulang latihan,dia baca surat ini.

"Saatnya mengucap selamat tinggal,"

"Aku tak bisa menghitung berapa tahun kita main bareng, dan berapa gol kita torehkan. Kita adalah pasangan paling ciamik dalam sejarah sekolah sepak bola itu,Kamu tau betul betapa bangganya kita.

"Betapa banyak susunan pemain selama ini yang berakhir dengan frase: 'Dicka dan Arian, Arian dan Dicka'."

"Betapa banyak kemenangan, kekecewaan,betapa banyak pelukan. Tak ada rekan setim lain yang bermain paling banyak bersamaku."

"Rata-rata 17 gol per musim, seperti nomor kostummu. Itulah yang kita perlukan untuk menjelaskan betapa kamu sungguh tukang bikin gol yang hebat."

"Tapi buatku, bermain di samping kamu, angka-angka itu tidak perlu. Aku sudah memandangnya sebagai sebuah kehormatan menjadi partner kamu di lapangan, bermain dengan salah satu penyerang terbaik diclub ini.”

"Sekarang kita akan mengambil jalan yang berbeda, tapi itulah yang terjadi di dunia sepakbola. Aku akan sampaikan ucapan perpisahan di surat ini, tapi dengan senang pula mengatakannya kepada kamu: Semoga sukses dalam petualangan terbarumu."

"Aku akan ngekost diJogja,sementara kamu diJakarta,selamat sekali lagi sahabat terbaikku"

"Kita punya banyak kemenangan hebat untuk dibagi bersama-sama. Lain kali kita bertemu lagi."

"Sayonarra"


"Dicka"

sepanjang jalan pulang kembali teringat sepatah kata dari Arian dalam pikiran ku.

"Dicka,gue cuma pengen bilang sama lo,kita udah lama banget temenan, susah, sedih, senang, udah kita lewatin bareng-bareng.Gue harap,kita bisa kayak gini terus sampe kita punya anak cucu nanti"

Itu pasti Arian.Aku tidak akan melupakan persahabatan yang hebat ini.

Doaku selalu untukmu sahabat.. :)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Blog List

Recent Posts

Recent Comments