Senin, 30 Agustus 2010

CERPEN ARIF UNTUK UCHI !



Hey hooo...

senangnya gue hari ini guys..

Sebelumnya gue mau ngucapin terima kasih buat dosen jurusannya Uchi,Jono,Fafa,sama Dilla.Soalnya udah ngasih mereka tugas bikin cerpen.Karna gue punya insting liar yang bagus,gue promosiin aja cerpen-cerpen yang gue punya ke mereka,hasilnya mereka ambil cerpen-cerpen gue itu,hehehe.Senangnya kalo karya kita bisa berguna buat orang lain.

Masih sekitar cerpen,dibawah ini gue mau promosiin cerpen temen 1 grup rap gue si Arif a.k.a Tarman KaJe.Yang juga bikin cerpen buat bantu tugasnya uchi.Cerpen doi penuh entertaint dan realita,coba kalian simak dan baca yaa.Judulnya gue gak tau apa.Soalnya gak dikasih sama dia

*************

Ya langit hari ini tampak muram, entah apa yang bisa aku bayangkan betapa bahagianya hari esok, ya akan tetapi seharusnya besok adalah hari paling bahagia untuk aku dan dwi. Ya,pernikahan kami di langsungkan esok hari tepat tanggal 29 desember 2012. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. dwi mengalami kecelakaan mobil di jalan tol ketika melakukan perjalanan pulang ke sukabumi, siang itu dia baru saja usai rapat bersama atasan kantornya dari luar kota, ya sebelum itu dia menelpon ku .


Aku kangen.“ Katanya. „Kamu kalau hari ini capek, jangan langsung pulang. Nginep aja dulu.“ Ujarku, lalu melanjutkan, „Apalagi kamu nyetir sendiri.“ „Aku gak capek kok. Aku bener-bener kangen sama kamu.“ Dengan suara manja. Jarang sekali Dwi berbicara dengan nada manja seperti ini. Aku pun hanya dapat tersenyum mendengar nada bicaranya, karena dwi termasuk orang “Cool dan tanpa ekspresi” dari pertama awal aku menyatakan cinta untuknya.


„ya udah, kamu hati-hati di jalan.“.


Dan dengan kehendak tuhan pun kecelakaan terjadi.


marah ingin sekali aku marah awalnya pada tuhan, karena rencana yang sudah aku daur ulang bersama dwi, dan keluarga kita berdua seakan terhempas begitu saja, kini sudah minggu ketiga Dwi dirawat di rumah sakit. Ia koma. Dokter telah berbuat semaksimal mungkin. Dan ya walau aku sempat benci terhadap rencana tuhan , toh sekarang tinggal menunggu keajaiban dari Tuhan untuk kesembuhan dwi. Doaku agar Dwi segera sadar tidak pernah putus. Dokter menganjurkanku supaya mengajak Dwi berkomunikasi. Dan berharap agar Dwi bisa mengenal suaraku, lalu sadar. Mungkin itu memang satu-satunya cara yang bisa aku lakukan detik ini, dan entah sampai kapanpun aku selalu berusaha untuk kesembuhan dwi.


Aku mulai mendekatkan kepalaku ke kuping kiri Dwi, dan mulai bercerita, „Kamu ingat bagaimana pertama kali kita ketemu?”


“ Waktu hujan sore-sore di sebuah taman universitas cinta sebut saja itu,” ya sambil tersenyum aku mengatakannya,


“dengan senyum yang menyeringai behel warna warni kamu pamerkan sama aku, kita sama-sama tersenyum lepas seraya berjabat tangan cukup lama, sampai kita ga sadar hujan cukup besar di taman itu, dan belum juga buat kita untuk berpindah tempat.”ujarku melanjutkan


“Ya indah sekali seakan semua menjadi slow motion ya sayang?”


„oh ya aku gak nyangka, beberapa hari setelah kejadian itu, aku ketemu kamu lagi di acara ulangtahun sahabat aku, Radit. Ternyata kamu kenal juga sama Radit? Kamu percaya gak? Aku masih inget kamu pake baju apa malam itu. Kamu pake kaos marmut merah jambu yang kegedean. Terus bagian bawah bajunya, kamu gulung. Kamu pake celana jeans warna biru tua dan sepatu teplek tambah kerudung ungu sedikit ke atas seperti party dorks mamerin lambang dorksnya . Gak lupa juga sama tas slempang kamu yang udah belel. Bener gak? Dan malam ulang tahun radit itu aku gak nyia-nyiain kesempatan itu untuk berkenalan sama kamu, secara resmi. Entah kenapa, malam itu, aku ngerasa nyaman ngobrol sama kamu. Walaupun selama kita ngobrol, kamu Cuma ngeluarin tiga kata, “Hmm..” , “oh gitu..’ atau “ya.. ya.. ya.” Tapi aku gak perduli. Sayangnya kamu harus pulang cepet malam itu. Tapi aku sempet nanya nomer handphone kamu ke Radit. Walaupun setelah itu, aku sms kamu dan gak pernah dibales. Telpon ku di reject terus sama kamu. Bahkan aku sempet denger kabar kalo kamu ganti nomer handphone karena aku sms kamu dan telponin kamu terus, tapi aku gak pernah kasih tahu kalau itu aku.“


“Waktu itu, acara festival jazz kampus ku , Gak kerasa udah hampir tiga bulan aku PDKT sama kamu. Aku udah ngerencanain bakal nembak kamu di festival jazz kampusku. Tapi waktu itu kamu sempet ngga mau aku ajak dateng ke festival itu. Kamu bilang, „malu ah! ga ada temen aku kesana , lagian pasti rame banget?“ tapi pas aku bilang kalo disana ada gleen fredly , kamu langsung nanya, „hari apa festival jazz nya ?“ Hahaha.. Kamu gak tahu kan kalau saat itu aku mau nembak kamu sayang ?” Kaget gak pas di tengah gleen fredly lagi perform tiba tiba aku ilang? Dan sejurus kemudian ada di atas panggung sama Gleen fredly? Terus, diatas panggung itu, aku bilang ke orang-orang yang ada disana, kalo hari itu aku bakal nembak seorang cewek. Lalu semua penonton menyambut meriah ideku itu. Aku mulai nyanyiin lagu Gleen fredly yang judulnya „kisah romantis.“ masih ingetkan liriknya sayang?


Aku pun mulai menyanyikan sepenggal lirik lagu itu di kuping dwi,


“Hari ini sayang.. Sangat penting bagiku Kau jawaban yang aku cari,.. Kisah hari ini kan kubagi denganmu Dengarlah sayang kali ini..


Permintaanku padamu…


Dan…,, dengarlah sayangku Aku mohon kau menikah denganku Ya.. hiduplah denganku Berbagi kisah hidup berdua..”


“Selesai aku nyanyi lagu itu, penonton bertepuk tangan. Aku turun dari panggung dan menyatakan perasaanku ke kamu di tengah penonton. Dan saat kamu bilang „ya,“ itu adalah peristiwa paling indah kedua yang pernah terjadi di hidup aku.“


Aku melihat muka Dwi. Tapi tidak ada reaksi apa-apa, tersentak lalu menghembuskan nafas, untuk memompa kembali semangatku bercerita. Aku pun melanjutkan ceritaku. “Kamu inget waktu kita ngerayain 5 tahun kita pacaran? Aku emang bukan tipe cowok yang selalu merayakan hari jadi. Tapi saat itu aku merasa aku harus merayakan hal itu. Karena, kamu satu-satunya cewek yang paling lama menjalin hubungan sama aku. Karena alesan itulah, aku merasa harus membuat kamu bahagia, walau Cuma satu hari saja. Aku tahu kamu gak pernah minta. Hari itu aku minta kamu dandan secantik mungkin. Tapi kamu malah dandan kayak mao beli minyak angin di warung kosan kamu. Kamu pake kaos, tulisannya „Whaa’eever!“ segede gaban. Pake celana abu-abu sama sendal jepit. Padahal aku udah rapih. Pake blazer, celana jeans, sama sepatu converse kesayangan aku. Jarang-jarangkan kamu liat aku rapih kayak gitu?hehehe” “Malam itu aku ajak kamu makan malam berdua. Kamu gak nyangka kan aku ajak kamu makan malam di tempat itu? Sebelum berangkat, aku tutup mata kamu. Kamu tadinya gak mau, sampe aku maksa kamu, terus kamu jitak kepalaku, akhirnya kamu baru mau. Selama di perjalanan, kamu selalu nanya, nanya dan nanya, „kita udah sampe belum sih?“ ada kali, lima puluh kali. Lebih mungkin. Dan setelah hampir satu jam perjalanan, akhirnya kita sampe di tempat itu. Aku tuntun kamu jalan masuk ke tempat itu. Sampai di depan meja makan, aku buka penutup mata kamu. Gimana perasaan kamu pas kamu tahu kita makan di depan Aquarium ikan Seaworld sayang? Lucunya, selama kita makan, kamu diem aja. Aku kira kamu mendadak bisu. Untungnya kamu gak pingsan pas aku lamar kamu sehabis makan malam. Dan saat kamu bilang „ya,“ sambil mengusap air mata, itu adalah hal terindah ke tiga di hidup aku.“


sekejap , dan hal ajaib muncul tiba-tiba, alat pendeteksi detak jantung berbunyi. Aku kaget dan lari keluar kamar untuk memanggil suster. Suster dan dokter jaga malam itu langsung masuk ke dalam kamar. Aku menunggu diluar. Sesaat kemudian, dokter keluar dari kamar. Dokter bilang kepadaku kalau Dwi mengalami efek kejut. Dan tampaknya tubuh Dwi sudah mengalami hubungan lagi dengan dunia ini. Lalu aku masuk ke kamar rawat Dwi. Aku pegang tangannya, melihat wajahnya. Aku merasa menyesal karena aku tidak dapat mencegah Dwi untuk tidak pulang malam itu. Tanpa aku sadar, aku tertidur kemudian.


„aria..,“ aku mendengar namaku dipanggil lirih. „ar..aria,“ aku mendengarnya lagi. Aku terbangun, dan aku tidak dapat menyembunyikan air mata haruku ketika melihat wajah Dwi sadar pagi itu! Aku peluk erat Dwi dengan penuh rasa gembira dan haru. Wajahnya tampak letih. Seperti ia telah melewati perjalanan yang sangat jauh. Pintu kamar di buka, ibu, ayah, dan adik Dwi semuanya menangis terharu ketika melihat Dwi telah sadar. Sesaat kemudian, dokter masuk untuk memeriksa keadaan Dwi kembali. Dokter lalu menyarankan supaya Dwi dirawat dulu kurang lebih tiga hari sampai keadaan Dwi stabil dan agar tidak drop kembali. Aku benar-benar tidak akan melupakan hari ini.


Dua hari kemudian aku menjenguk Dwi pagi-pagi sekali. Berbeda sekali kini lebih semangat dan lebih bergembira dari biasanya Dwi sedang menyaksikan acara di televisi sambil tiduran. Makanan paginya sama sekali belum disentuh. „Kok makanannya belum di makan?“ tanyaku. „Males ah.“ Jawab Dwi. „Yah, kapan mau sembuh kalo makan aja susah.“ Dwi diam. Aku duduk disampingnya. Aku mengambil piring yang berisi bubur. Lalu aku menyuapkan sesendok bubur ke dalam mulut Dwi. Awalnya Dwi susah sekali disuruh makan. Sampai aku harus memaksanya, dan ia memukul kepalaku. “Tak apalah pukulan kepala sayang ini aku rindukan setelah lama tidak pernah ada menyentuh kepalaku”.. , ujarku dalam hati .


Baru setelah itu ia mau makan. Sambil makan, ia cerita, „waktu aku koma, aku ngigo gak?“ tanya Dwi. „gak. Kenapa emangnya?“ jawabku sambil menyendokkan sesuap bubur ke dalam mulut Dwi. „Kayaknya aku ngalamin mimpi yang aneh.“ „anehnya?“ „Iya, aku kayak flashback ke awal aku ketemu kamu di taman kampusku, Terus kita ketemu lagi di ulangtahun temen aku yang ternyata itu sahabat kamu, si Radit. Habis itu ke kejadian yang paling memalukan di hidup aku.“ „yaitu?“ tanyaku. „Saat kamu nembak aku di festival jazz kampus kamu!“ Akupun tersenyum tersipu. „Kenapa kamu senyum-senyum?“ tanya Dwi dengan nada judes. „gak kenapa-kenapa. Terus mimpi apalagi?“ tanyaku mengalihkan arah pembicaraan. „Mimpi saat kita makan malam di depan Aquarium Seaworld itu. Yang aku gak bisa ngomong apa-apa. Kamu tahu gak kenapa?” “kenapa?” “Karena itu adalah hal paling gila yang pernah seorang cowok lakuin buat aku, sekaligus hal terindah dalam hidupku, nomer satu!” katanya semangat, sampai-sampai bubur dalam mulutnya mau keluar. Aku tersenyum lagi. Lalu aku menyuapkan sesendok terakhir bubur sarapan pagi aku menaruh piring itu diatas lemari, samping tempat tidur. Mengambil gelas, dan memberikan ia minum. “Kalo kamu, hal terindah nomer satu di hidup kamu apa?” tanya Dwi. Lalu aku menaruh gelas itu di samping piring. Menatap mata Dwi sejenak, tersenyum dengan sebuah rasa sayang yang mendalam, dan menjawab,


„kamu.“


peace out.


-tarman.tarboy-


*************

Untuk originalnya kalian bisa cek disini -> Klik

Dan dibawah ini foto si Arif sama si Uci.


(NB : Ayoo siapa lagi yang punya tulisan,boleh ditag ke fb gue,nanti dipajang disini :) )

PASANG SURUT PERSAHABATAN !

"Ringan sama dijinjing,berat sama dipikul"

satu kalimat peribahasa yang simple,dan sangat amat simple tapi punya banyak arti untuk persahabatan yang aku bina dengan Arian.Yap,sejak kelas 2 SMP hingga SMA kami memang selalu bersama,baik disekolah,maupun diluar sekolah.Kami juga memperkuat sekolah sepakbola bersama.Saking seringnya kami menghabiskan waktu bersama,banyak yang bilang kalau kami ini pasangan homo,mereka salah besar,aku enggak homo,tapi Arian yang homo.Ehm..Enggak kok,bercanda,kami masih normal,kami masih suka sama wanita,dan kami juga masih suka ditolak sama wanita.

"Ini baru namanya sahabat" kata Arian yang menghampiriku setelah melihat aku berdiri shock ditolak sama Astri.
"Maksudnya apaan Yan" Jawabku menanggapi pernyataan Arian tadi.
"Ya sahabat kan harus kompak,dan senasib,paginya gue ditolak Shella,nah siangnya elo ditolak Astri,keren kan?" Jawab Arian santai.
"Sialan ! Lo kalo sial jangan ajak-ajak gue Yan" Jawab gue sewot.

Biarpun aku ditolak Astri untuk yang ke-3 kalinya,eh empat kali deh.Tapi aku enggak begitu kecewa.Bahkan aku berjanji sama Arian kalo suatu saat Astri akan jatuh kepelukkanku,Astri hanya perlu sedikit buka mata batinnya untuk melihat wujud asliku.Walau kadang Arian suka mematahkan semangatku untuk mendapatkan Astri dengan bilang kalau Astri masih belum katarak,tapi dibalik itu Arian selalu hibur aku setiap ditolak Astri,okee ini makin menjelaskan kalau Arian memang homo.

Arian memegang pundakku sewaktu kami dalam perjalanan pulang,tingkah Arian yang seperti itu hampir bikin aku menjerit histeris dan siap-siap nyari batu untuk nyambit Arian yang makin bertingkah seperti orang homo.

"Ah ngapain sih lo Yan?Kayak homo deh lo?!" Kataku sambil melepas tangan Arian dari pundakku.
"Sialan lo ! Gue masih doyan cewek !" Jawab Arian sewot.
"Ya kali aja setelah lo ditolak Shella,lo berubah haluan Yan,hehehe"
"Enggaklah,males gue ama lo kalopun gue bakalan jadi homo Dick !"

Gawat,Arian sudah mempunyai niat untuk jadi homo beneran,walaupun niatnya masih sekecil biji anggur.Aku harus waspada,harus waspada.

"Ngapain lo Dick?!" Tanya Arian yang heran melihat aku sibuk cari batu.
"Nyari batu"
"Buat?"
"Keselamatan jiwa gue Yan"
"Oh,okelah,mau gue bantu?"
"BIG NO,NO ! ARIAN,STAY AWAY FROM ME !"
"Gak jelas lo ah"

"Dicka,gue cuma pengen bilang sama lo,kita udah lama banget temenan,susah,sedih,senang,udah kita lewatin bareng-bareng.Gue harap,kita bisa kayak gini terus sampe kita punya anak cucu nanti" Kata Arian.
"Iya Yan,santai aja..Gue juga berharap kaya gitu kok,nyari temen gampang Yan,tapi nyari sahabat itu susah.Hampir sama kaya nyari pacar,harus ada chemistry,ya kan?"
"Iya Dick,gue selalu mikir,buat apa punya temen banyak tapi dateng saat susah,dan pergi saat senang."
"Kita udah ngelewatin banyak cerita Yan,gue rasa kita gak akan ngalamin kayak gitu"
"Yap,walaupun Shella nanti jadi pacar gue,gue gak akan biarin lo sedih sendirian karna ditolak Astri 5 kali berturut-turut Dick"
"Monyet lo yan,ujung-ujungnya ngehina gue"

Arian tertawa lepas,tapi dibalik hinaan dari dia setidaknya aku tau,dia mementingkan persahabatan daripada pacar.Aku akan buktikan kalau akupun akan melakukan hal yang sama.Kami memang sahabat yang baik,bahkan terbaik dari yang terbaik.

Sore itu,tim sekolah sepakbola kami bertanding melawan tim sekolah sepakbola lain.Aku dan Arian dipasang sebagai penyerang,yap pelatih memang sering mengandalkan lini depan kepada kami berdua.Dan tak ayal,kami selalu bisa mencetak gol kemenangan.Dan sore ini kami pun siap untuk bertanding.

Arian mempunyai teknik sepak bola yang sedikit lebih mahir diatas rata-rata.Tidak aneh jika diapun dipercaya menjadi kapten tim.Dan dalam pertandingan sore itu,Arian berhasil menunjukkan kapasitasnya dengan mencetak 3 gol kemenangan.Kami menang telak 3-0 tanpa balas,semua pemain bertanggung jawab terhadap posisinya masing-masing.Walau aku tidak mencetak gol,dan diganti oleh pelatih pada menit ke-70 tapi itu tidak masalah untukku,yang penting tim kami menang,dan Arian bermain dengan fantastic.

Selesai pertandingan,aku lebih dulu pergi keruang ganti,untuk bilas.Lalu Arian muncul dengan wajah tanpa ekspresi.

"Waah,hebat lo nyet,3 gol lo tadi kereeen!" aku coba memberi selamat kepada Arian.
"Ya,thanks..." Jawab Arian datar,dan langsung pergi meninggalkan ruang ganti.

Ada apa ini,Arian bersikap jadi dingin seperti ini "ah mungkin dia kecapean,besok juga udah biasa lagi" kataku didalam hati.Akupun bersiap-siap untuk pulang kerumah,kali ini aku pulang sendiri,karna Arian ternyata sudah tidak ada distadion.

Keesokkan harinya Arian tidak masuk sekolah,hmmm ini mulai aneh,biasanya kalau dia tidak kesekolah,pasti menghubungiku,dan minta tolong diizinin,tapi ini sama sekali tidak.Ada yang aneh sama dia setelah pertandingan kemarin,pasti ada yang salah,pasti..Nanti siang akan kucoba cek kerumahnya.

Sesuai rencana,setelah materi tambahan sekolah,aku memutuskan untuk kerumah Arian,sampai disana aku disambut dengan ramah oleh kakak perempuan Arian,dia bilang Arian sedang tidak ada dirumah,kemana anak itu?Dia tidak pergi kesekolah,dan tidak ada dirumah.

Aku memutuskan untuk pulang.Dalam perjalanan pulang,aku melihat kesebrang jalan,dan melihat ada satu anak dilapangan sepak bola.Itu Arian,apa yang sedang dia lakukan?Akupun memutuskan untuk menghampirinya.

"Oi,oi,anak monyet,kemana lo hari ini?kabur dari sekolah sama rumah?Kenapa lo?ditolak lagi?Hahahahaha" Tanyaku sambil bercanda.

Arian menoleh kepadaku yang berdiri dibelakangnya,sekitar 3 detik,dia membuang muka.

"Yan,lo kenapa?" Tanyaku yang heran melihat tingkah laku Arian."Gue ada salah sama lo?Lo ngambek sama gue Yan?"
"Gak,gak ada masalah,Dicka" Jawab Arian tanpa menoleh kepadaku.
"Terus?Kenapa sikap lo kayak gini?"
"Bukan urusan lo,Dick!"
"Apaa?!Heh Arian,kalo lo ada masalah cerita sama gue,bukannya kita ini temenan?!"
"Gak ada yang harus gue ceritain sama lo Dicka!"

Aku berjalan kedepan Arian,dan mencengkram kaos Arian.

"CERITA SAMA GUE,LO KENAPA?!ADA MASALAH APA?!" Bentakku.
"GUE BILANG,INI BUKAN URUSAN LO ?! NGERTI,DICKA ! ! !" Bentak Arian.

Emosiku lepas kendali,aku memukul wajah Arian.Semua diluar kendali,aku tidak bisa menerima sikap Arian yang begitu dingin.Sedingin ini.Arian terjatuh.Dia kaget karena aku memukulnya.Lalu dia bangkit dan balas memukul perutku,aku ambruk,dan meringis kesakitan.

"Udah gue bilang ini bukan urusan lo Dicka,dan jangan ikut campur" Kata Arian sambil berjalan meninggalkan aku yang tertunduk meringis kesakitan.
"Ke..Kenapa Yan..Kenapa sama lo,uhuk..uhuk..uhuk.." tanyaku sambil menahan sakit.

Arian berhenti berjalan,dan berkata "Sepak bola Dicka,sepak bola masalahnya"

Aku coba bangkit,dan menghampiri Arian.Sambil berjalan tergopoh-gopoh,aku tanya kepadanya apa yang salah dari sepak bola,apa yang salah dari hobby kami itu?Setelah kami mencoba menenangkan emosi,Arian mencoba ceritakan permasalahan yang dialaminya.

"Selesai pertandingan kemaren,gue dapet tawaran dari club lain,untuk memperkuat club itu."
"Terus lo terima?"
"Belum gue jawab sampai sekarang Dick,gue bingung"
"Hati kecil lo,lo mau apa enggak Yan?"
"Mau"
"Terus kenapa gak lo terima?"
"Club itu menjanjikan masa depan yang baik buat gue,tapi disisi lain,gue masih mau berpartner sama lo Dick."

Aku terdiam mendengar jawaban Arian.Dia bisa saja mengejar cita-citanya dengan bergabung dengan club itu,tapi dia masih ingin bermain sepak bola bersamaku diclub yang sekarang kami bela.

"Gak apa-apa Yan,bergabunglah sama club itu,gue malahan ikut seneng denger sahabat gue sukses"
"Tapi Dick.."
"Kita emang udah 5 tahun bersahabat,dan bermain di club ini,tapi gue pikir,sekarang saatnya kita kejar cita-cita kita masing-masing Yan."
"Dick..Dicka"
"Go ahead brother,gue doain disana lo sukses,hehehe"

Persahabatan yang kami bina sangat simple,dan berarti.Selesai perbincangan disore itu,Arian akhirnya memutuskan untuk pindah club.Dan memutuskan untuk mengepakkan sayapnya satu langkah didepanku.Dan sejak Arian pindah club,kami jadi jarang bersama,dia mempunyai jadwal latihan jauh lebih banyak diclub barunya itu.Kami masih berada dalam satu daerah,tapi kami merasa berada dalam beda benua.Sulit sekali untuk bermain bersama lagi,karna kami juga disibukkan dengan jadwal sekolah yang padat mengingat ujian nasional sedikit lagi.

1 bulan,2 bulan,3 bulan setelah selesai ujianpun kami sudah tidak pernah bertemu.Disaat ini aku kehilangan seorang sahabat yang berarti,hingga saat aku diterima di Perguruan tinggi Negeri di Jogja,aku tidak bisa membagi rasa bahagia itu kepada Arian.

Yap hidup terus berlalu,roda terus berputar,akupun akan ngekost diJogja,sementara Arian akan tetap dijakarta,karna dari kabar yang aku terima dia diterima diPerguruan tinggi Negeri lewat jalur prestasi di Jakarta Barat.Satu hari sebelum aku pergi,aku menitipkan sepucuk surat kepada kakak perempuan Arian,dengan harapan,setelah dia pulang latihan,dia baca surat ini.

"Saatnya mengucap selamat tinggal,"

"Aku tak bisa menghitung berapa tahun kita main bareng, dan berapa gol kita torehkan. Kita adalah pasangan paling ciamik dalam sejarah sekolah sepak bola itu,Kamu tau betul betapa bangganya kita.

"Betapa banyak susunan pemain selama ini yang berakhir dengan frase: 'Dicka dan Arian, Arian dan Dicka'."

"Betapa banyak kemenangan, kekecewaan,betapa banyak pelukan. Tak ada rekan setim lain yang bermain paling banyak bersamaku."

"Rata-rata 17 gol per musim, seperti nomor kostummu. Itulah yang kita perlukan untuk menjelaskan betapa kamu sungguh tukang bikin gol yang hebat."

"Tapi buatku, bermain di samping kamu, angka-angka itu tidak perlu. Aku sudah memandangnya sebagai sebuah kehormatan menjadi partner kamu di lapangan, bermain dengan salah satu penyerang terbaik diclub ini.”

"Sekarang kita akan mengambil jalan yang berbeda, tapi itulah yang terjadi di dunia sepakbola. Aku akan sampaikan ucapan perpisahan di surat ini, tapi dengan senang pula mengatakannya kepada kamu: Semoga sukses dalam petualangan terbarumu."

"Aku akan ngekost diJogja,sementara kamu diJakarta,selamat sekali lagi sahabat terbaikku"

"Kita punya banyak kemenangan hebat untuk dibagi bersama-sama. Lain kali kita bertemu lagi."

"Sayonarra"


"Dicka"

sepanjang jalan pulang kembali teringat sepatah kata dari Arian dalam pikiran ku.

"Dicka,gue cuma pengen bilang sama lo,kita udah lama banget temenan, susah, sedih, senang, udah kita lewatin bareng-bareng.Gue harap,kita bisa kayak gini terus sampe kita punya anak cucu nanti"

Itu pasti Arian.Aku tidak akan melupakan persahabatan yang hebat ini.

Doaku selalu untukmu sahabat.. :)




My Blog List

Recent Posts

Recent Comments