Sabtu, 05 Maret 2011

KAMEN RIDER DICKADE (eps 9)


CLOCK UP !

"Bagaimana mungkin lo masih bisa henshin?! Karna gue yakin banget lu kena serangan gue tadi." Tanya Prof.Mahmud.

"Gue gak bisa dikalahin dengan gampang, waktu serangan lu tadi hampir tepat kena gue, sabuk ini bikin armor sendiri, dan berhasil lindungin gue dari serangan lu barusan." Lanjut Dicka.


"So.. Jadi kali ini akan ada pertempuran hebat sepertinya.." Sambung Sagito.

"Yap, dan lo gak akan bisa menang kali ini,Mahmud.." Lanjut Dicka.

"Hahaha, bicaralah dengan kekuatan gue manusia lemah.. Heaaaaaa..."

Prof.Mahmud berlari menyerang Dicka, namun pukulan-pukulan Mahmud berhasil ditangkis oleh Dicka, Mahmud gak bisa menyentuh Dicka dengan serangan-serangannya. Serangan yang menggebu-gebu membuat Mahmud kelelahan, sementara Dicka dengan kekuatan barunya tetap berdiri dengan tegak, dan gagah.

"So.. Cuma segitu aja kekuatan lo? Padahal lo udah memiliki kekuatan legendaris Dickade."

"Cih, gue belom selesai ! Heaaaaaa"

Prof.Mahmud kembali menyerang Dicka dengan pukulan dan tendangan, namun lagi-lagi masih bisa ditangkis Dicka dengan mudah... Dicka merasakan gerakan Mahmud seolah-olah menjadi lambat, sehingga dia bisa membaca kemana arah serangan Mahmud.

"Heh, Panji, itu laki gue lu kasih apaan jadi jago kayak gitu?" Tanya Danty.

"Sabuk itu punya Clock up system Dan"

"Clock up? Apaan tuh?"

"Clock up itu adalah suatu sistem untuk membuat speed diri sendiri jauh lebih cepat dari orang atau benda-benda lain. Dengan kata lain, gerakan kita semua terlihat jauh lebih lambat kalo Dicka liat sekarang."

"Slow motion kayak matrix gitu?"

"Yap lu bener.. Tapi gue masih gak tau sampe dimana kekuatan sabuk itu Dan"

"Sejauh ini Dicka aman-aman aja tuh dia, mungkin emang gak ada yang harus ditakutin dari sabuk itu Ji"

"Entahlah, gue belom tau Dan.."

#Gabruuuk !

Mahmud terpental terkena pukulan dari Dicka.

"KENAPAA, KENAPAAA GUE GAK BISA NYERANG DIA?! ! !" Teriak Mahmud.

"So Mahmud, kita akhiri disini, serahkan sabuk itu.

Mahmud berdiri, dia melepaskan sabuk Dickade.

"Apa? Mahmud nyerah semudah ini?" Panji kaget.

"Gue gak butuh sabuk ini lagi Dickade.."

Mahmud melempar sabuk itu kearah Panji.

"Dan sekarang gue perlihatkan kekuatan gue yang sesungguhnya ! HENSHIN !"



"Oooo, Kamen Rider Kelis.. Lets see seberapa kuat diri lo"

"Clock up system ya? Sayangnya kali ini gak akan berpengaruh sama gue" Seru Mahmud bersiap menyerang.

Dan tiba-tiba Kamen Rider Kelis menghilang dari pandangan Dicka. Dalam hitungan detik Kamen Rider Kelis sudah berdiri tepat di belakang Dicka.

"Dickaaaaa, awaaas dia dibelakang !" Teriak Sagito dari jauh.

Belum sempat membalik badan, Kamen Rider Kelis menendang Dicka, dan Dicka pun terjatuh kedepan, eh kebawah maksudnya. Namun Dicka segera bangkit, baru setengah berdiri, Kamen Rider Kelis menyerangnya lagi dari belakang, dan Dicka pun kembali terjengkang.

"Hahahaaha. Kenapa lo gak ngelawan daritadi? Mana clock up lo Dicka?!" Seru Kamen Rider Kelis.

"Jadi ini yang menyebabkan Kelis disebut Kamen Rider Legendaris setelah Dickade" Kata Sagito dalam hati. "Kecepatan dia bisa melebihi Clock Up yang Dicka punya" Lanjutnya.

"Eh eh Ji, itu si Mahmud kok cepet banget ya? Udah kayak Sonic aja gerakannya." Tanya Danty.

"Gue juga baru liat Dan, kekuatan Kelis yang kayak gini, bisa lebih cepet dari Clock Up !"

"Berarti Dicka dalem bahaya?"

"Bisa dibilang begitu."

"Terus, KENAPA LO GAK BANTUIN DICKA !"

"Ituuu, anuuu Dan, emmmm.. Okeee gue bantuin Dicka."

Sagito yang mulai terancam jiwanya mulai bertindak, dia berlari dan menyerang Kelis dari belakang, namuun. Kelis menghindar, lalu menendang perut Sagito dengan keraas, sehingga Sagito jatuh terpental 15 meter *agak lebay sih, biar seru aja*

"Sagitooo !" Teriak Dicka.

"Kalian masih terlalu lemah buat ngelawan gue. Walau di sabuk itu punya Clock Up System, tetep gak bisa ngalahin kecepatan dari sabuk yang gue punya. Dan setelah ini kalian akan tau kenapa gue disebut Kamen Rider Legendaris. Bersiaplaah !"

*bletaaaak

Tiba-tiba Kelis disambut pake batu sama Danty.

"Jangan ngomong sembarangan ya kakek-kakek gak punya istri ! Kalo sampe kami kalah ending cerita ini bakalan gak seru ! Mana ada jagoan kalah !''

"Ku.. Kurang ajaaaaaaaaarr... Gue sempet punya istri you know !"

"Oya? Gue gak percaya !"

"Gue serius !"

"No pict = hoax !"

"Gue punya fotonya !"

"Mana coba buktiin !"

"Ilaang waktu gue kalah lawan Dickade dulu !"

"Alaaaah alesaaan, jomblo mah jomblo ajaaa !"

"Gue punya istrii duluuu !"

"Tetep gak percaya !"

"Anak muda sialaaaan !"

Perdebatan terus terjadi antara Kelis dengan Danty dan hanya untuk memperdebatkan status Kelis atau Mahmdu sudah pernah beristri atau jomblo abadi sampai saat ini.

"Di KTP gue, statusnya menikah !"

"Mana coba liat !"

"Susaaaah gue kan lagi pake armor !"

"Apa gue bilang, lo jomblo abadi ! Weeeeeeek !"

"Si.. Siaaaaaal !"

"Ummm. Sori ganggu, apa pertempuran kita bisa dilanjutkan Prof?" Potong Dicka.

"Oke ! Akan gue buktikan kekuatan gue yang sesungguhnya, dan akan gue buktikan pada kalian kalo gue udah punya istri dulu !"

Kelis mengambil ancang-ancang dan dengan sekejap berdiri dihadapan Sagito yang masih terkapar. Sagito kaget dia pura-pura jadi polisi tidur, tapi gagal. Kelis mencekek dia dan mengangkatnya.

"Kematian yang pertama akan dimulai dari lo Sagito, karna lo jadiin orang tolol kayak Dicka menjadi rider !"

"Gu.. Gue gak takut sama sekali sama lo Mahmud !" Jawab Sagito sambil mencoba melepaskan cekekan Kelis.

"Kelis ! Lawan lo adalah gue, kesini lo pengecut !" Teriak Dicka.

"Tentu Dicka, gue akan bunuh lo setelah gue basmi orang ini." Jawab Kelis sambil menoleh kebelakang.

"Dicka ! Lakukan sesuatu, tolong Sagito !" Teriak Danty.

"Yes.. Siap komandan !"

Dicka berlari untuk menyelamatkan Sagito, namun baru setengah jarak, Kelis sudah bersiap membunuh Sagito dengan pukulan yang berapi.. Sagito pun terjatuh dan terpental jauh.. Pukulan api itu tepat mengenai dadanya, sehingga menyebabkan keretakan pada armornya.

"Sagitooo ! ! !" Teriak Dicka.

Dicka dan Danty pun menghampiri Sagito yang terkapar tak sadarkan diri setelah terkena serangan hebat Kelis.

"Yo, lo gak apa-apa kan?" Tanya Dicka kepada Sagito.

"Hahaha. Uhuk. Uhuk (ceritanya suara batuk) Iyaa, gue gak apa apa Dick, lo gak usah khawatir" Jawab Sagito terbata-bata.

"Bagus, gue akan balesin serangan Kelis tadi, lo disini aja. Yang, lo jaga si Sagito, gue mau lanjutin lawan Kelis."

"Okee, hati-hati yaa."

"Bentar Dick, lo gak bisa nyerang dia, clock up itu gak ampuh lawan Kelis."

"Jadi gue harus gimana ini Ji?''

"Pake insting lo buat lawan dia"

"Insting gimana maksudnya?"

"Rasain gerakan dia, kalo lo liat gerakan dia pake mata, dia bakalan bergerak dengan cepet"

"Panji.. terima kasih sarannya, lo emang temen gue, tapi, gue kagak ngerti maksudnya gimana"

"Oh Tuhan.." Sagito alias Panji mulai pasrah.

"Udah, lo tenang aja, gue tau cara lawan si Kelis." Dicka meyakinkan Sagito.

"Semangaaaaat Yang !" Support Danty.

"Okeeh !"

"Mau sampe kapan kalian tahlilan disitu?!" Teriak Kelis.

"KAMPRET ! Gue belom mati Mahmud !" Teriak Sagito protes.

"Kelis.. Gue sekarang udah tau gimana cara lawan kecepatan lo. Hahaha. Setelah ini lo akan kembali keliatan kayak kura-kura lawan kelinci !" Teriak Dicka pede.

"Mu.. Mustahil apa bener dia tau cara menghentikan gue?" Kelis bertanya pada dirinya sendiri.

"Bersiaplaah !"

Dicka mulai berjalan mendekati Kelis, sementara Kelis masih berdiri bingung dan bertanya-tanya dalam hatinya, seperti apa cara Dicka menghentikan kecepatan dia, Kelis tampak cemas, dan Dicka tampak pede, dan bersambung dulu yaaaa...

-bersambung-


FYI : Cerita Kamen Rider Dickade akan berakhir di episode 10. Bagaimana cara Dicka mengalahkan kekuatan Kelis? Apakah bumi bisa kembali damai? Apakah Kelis beneran pernah punya istri? Well find the answer on the last episode... HENSHIN ! CLOCK UP !



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Blog List

Recent Posts

Recent Comments